Selasa, 29 Oktober 2024

Teman? Hah! Apa itu teman? Aku sudah menyerah dalam mencari teman dan aku seharusnya bosan bermain facebook. Jaman sudah berubah. Aku pun telah gagal. Hanya omong kosong belaka. Mencari teman hanya membuang-buang. Benar-benar menjijikan.

Aku telah gagal menjadi manusia dan tentu saja tanaman yang sudah busuk dan jelek seharusnya dicabut dan dibuang. Tapi aku takut dengan neraka. aku juga takut dengan Tuhan. Aku pun tidak punya siapa-siapa. Tidak ada yang bisa menolongku ke surga. Aku harap Tuhan mau memaafkan segala kesalahanku baik kepada-Nya maupun kepada makhluk-Nya.

Rabu, 28 Agustus 2024

Sejak pertama kali bertemu dengannya, aku menyadari bahwa ada suatu yang salah dengannya.

Kamis, 14 Desember 2023

Max Stinner

 "Aku tidak sama dengan manusia, atau identitas konseptual lainnya yang dapat kau gunakan untuk menggambarkanku. Aku hanya selalu sebagai diriku sendiri, semua kata hanyalah deskriptor, atribut, tetapi tidak akan pernah benar-benar "menjadikanku"."

Jumat, 13 Agustus 2021

Teruntuk orang yang terkasih

Sejak pertama kali kita bertemu, dirimu telah membuatku nyaman. Namun entah kenapa kamu terkadang membuatku cemburu jika bersama orang lain sehingga membuat diriku kesepian lagi. Aku membencimu dan orang-orang itu namun aku ingin bersamamu selamanya. Kau tahu sudah lama aku memendam perasaanku? aku sangat sangat menyukaimu. Meskipun aku tahu kalau kamu tidak memiliki rasa denganku tapi rasanya jika ada kesempatan, diriku ingin sekali menculik dan mengikatmu dalam ruangan rahasiaku. Hingga tidak ada seorang pun yang akan mengganggu kita berdua. Hanya aku dan kamu di ruangan itu. Kemudian Aku akan menghiburmu agar kamu tidak ketakutan dan aku akan menemanimu selamanya sehingga dirimu tidak akan merasakan sedih serta kesepian. 

Aku akan memelukmu sangat erat kemudian menghujamkan pisau belati berkarat kuat-kuat untuk membelah dadamu dan mengambil jantungmu. Degupan jantungmu yang sangat keras membuatku ingin menempelkannya di dadaku. Aku sudah cukup muak dengan penolakan manusia kepadaku dan akupun muak dengan penantian lama. Sekarang giliranku untuk membalas dendam agar kamu tidak akan bisa pergi kemana-mana. Sekarang hanya ada aku dan kamu. kamu akan bersamaku selamanya hingga tidak ada seorangpun yang bisa memisahkan kita berdua. Setelah itu aku akan menusuk diriku sendiri dan terjatuh dipangkuanmu sambil memelukmu. Jiwaku akan menyatu denganmu hingga kamu tidak akan kesepian karena jiwaku sudah bersatu dengamu. Ya... bersatu. 

Hati yang terbelah dan jiwa yang terbelenggu dalam nestapa.

Selasa, 03 Agustus 2021

Luka ini masih berdarah

Oleh: Tinta Hitam








~ Sepi ini aku lahirkan
Aku telah lama membesarkan kesakitan
Hingga hatiku mati berantakan

Sepi ini aku lahirkan
Aku lelah memelihara keramaian
Yang hanya datang sekedar menari-nari
Lalu pergi meninggalkan aku sendiri

Biarkan rinduku mendidih hingga hangus
Biarkan hitam dan berkarat
Aku benci menunggu kau kembali
Hanya untuk mendengar kata menyesal telah meninggalkanku

Biarkan aku karam bersama gelapnya malam
Biarkan aku mati bersama kenangan
Aku tak ingin hidup untuk jatuh cinta lagi
Luka yang kau gores terlalu dalam
Masih mengeluarkan darah kepedihan
Aku tak bisa membiarkan hatiku kembali melara
Biarkan aku bebas mencintai diriku sendiri
Karna jatuh cinta padamu lagi
Seperti mengulang kepedihan


~ Sejak tuhan mematahkan hatiku dulu,
aku tidak pernah merasa ingin sekali untuk ditemukan
bahkan sampai saat ini aku masih sibuk mencari diriku yang hilang pada sisa harap yang kau tinggalkan
sesekali aku mencoba membuka hati, mencari kenyamanan yang mungkin bisa aku temukan
tapi, bagaimana aku bisa pergi dari orang yang membuatku selalu merasa seperti dirumah?

hingga sekarang, aku tidak pernah membiarkan orang lain masuk terlalu dalam kedalam hidupku
kecuali kamu. Bahkan jika kamu ingin kembali mencuri hatiku, aku akan dengan senang hati memberikan kuncinya
kau telah menghancurkan hatiku
tapi aku masih mencintaimu dengan kepingan yang masih tersisa

mereka bilang, obat untuk patah hati adalah jatuh cinta lagi
tapi, bagaimana aku bisa jatuh cinta jika hatiku masih ditawan oleh pemilik yang lama?
aku tau kau telah pergi jauh tapi apakah tak ada sedikit keinginan untuk berbalik arah?
menjenguk masa lalumu yang masih belum beranjak dengan luka yang masih berdarah

Jumat, 27 September 2019

Sajak Kebodohan


Sajak Kebodohan

Aku ingin tertawa saja, karena tangis membuat dunia meraja
Aku semakin tak mampu berlogika
Tawakal sudah tinggi-tinggi kupancangkan,
Namun ia menghilang secepat angin,
Bodohnya aku berdiri dan menyambut luka
Padahal sadar akan tersungkur dalam kepedihan.
Aku kembali dihantui ketakutan
Mereka tertawa-tawa diantara pintu masa lalu dan masa depan
Tatapanku semakin samar, nanar akan buruknya bayangan
Aku hanya ingin berjalan ditempat dan tak lagi melangkah ke depan
Semakin diri ini tak mengerti maunya logika,
Terserah seberapa tinggi kecemasan itu ada,
Setidaknya aku tak ingin mati segera.
Aku masih punya mama, yang kucari surga dibawah kakinya
Aku tidak butuh mereka!
Yang merobek dan menusuk luka, atas nama dunia.
Bukan salah mereka, tapi kadang aku tak pandai memahami cinta dimata mereka.
Ya, aku saja yang terlalu bodoh untuk mengukir harapan diatas keterbatasan
Membumbungkan angan dalam ketidakpastian
Berani bermain-main ditengah keterpurukan.

aku hanya manusia, tak bisa menghalau rasa tiba-tiba lantaran sebuah kepedihan. aku tak ingin mengutuk takdir, tapi sayangnya aku tak mampu lari dari keterpurukan. aku hanya ingin menghempas angin yang terhenti di kerongkongan dan isak tangis di lubang-lubang hidung yang menyesakkan. biarlah ia pergi tanpa meninggalkan pesakitan. 
Wahai Dzat yang Jiwaku berada ditanganNya, mampukan aku untuk mengusap linangan sebanyak yang Kau tumpahkan, sanggupkan aku menatap lagi masa depan, kuatkan aku dengan janji-janji yang Kau bisikkan...
aku menungguMu dalam hening, cukup hanya Engkau dan aku saja!

Kamis, 05 September 2019






Ketika mereka mulai menjauhi diriku

Aku hanya bisa menatap punggungnya

Lalu berkata, “Bertahanlah”

berapa lama lagi aku bisa bertahan?

Sebab semakin lama membuatku semakin sakit

Semakin sulit untuk ku sembunyikan

Layaknya ditarik hingga ke dasar samudera

Hingga nafasku pun habis sudah

Terpikir, untuk ku menyerah

Sebab seberapa pun besar usaha yang ku lakukan

Tetap mereka tak akan lagi memandang ku

Diriku layaknya udara

Yang ada namun tak dapat terlihat